NAMA : ZAHRA YASHINTA
NPM :
1EB03
KELAS : 1EB03
Akuntansi
dan Laporan Keuangan
- Definisi akuntansi
Definisi pertama mengenai akuntansi
adalah definisi yang dikemukakan oleh ABP Statement No. 4 dalam Smith Skousen
(1995 : 3), akuntansi adalah suatu aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan
informasi kuantitatif, terutama yang bersifat dalam pengambilan keputusan
ekonomis dalam menetapkan pilihan-pilihan yang logis diantara berbagai tindakan
alternatif.
Menurut American Insitute of
Certified Public Accounting (AICPA) dalam Harahap (2003) mendefinisikan
akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara
tertentu dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya
bersifat keuangan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.
Sedangkan pengertian akuntansi
menurut Rudianto mendefenisikan bahwa akuntansi adalah sistem informasi yang
menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas
ekonomi dan kondisi suatu badan usaha.
Dan pengertian menurut Charles T.
Horngren, dan Walter T.Harrison (Horngren Harrison,2007:4) menyatakan
bahwa: Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis,
memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para
pengambil keputusan.
- Fungsi Akuntansi
Menghasilkan informasi yang berguna
bagi pihak-pihak yang menyelenggarakanmaupun pihak-pihak diluar perusahaan.
Kegunaan ini berhubungan dengan proses pengambilan keputusan
dan pertanggungjawaban.
Berikut lima prinsip dasar akuntansi
yang dapat dijadikan pedoman bagi pengusaha dalam pembuatan laporan keuangan,
agar laporan keuangan disusun berdasarkan prosedur da prinsip akuntansi.
Prinsip dasar akuntansi mendasari
akuntansi dan seluruh laporan keuangan. Prinsip akuntansi dijabarkan dari
tujuan laporan keuangan, postutat akuntansi, dan konsep teoritis akuntansi,
serta sebagai dasar pengembangan teknik atau prosedur akuntansi yang dipakai
dalam menyusun laporan keuangan.
Ada lima prinsip dasar akuntansi
yang digunakan untuk mencatat transaksi. Yakni:
- Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
GAAP mewajibkan sebagian besar
aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisi. Hal
ini seringkali disebut prinsip biaya historis. Prinsip ini menghendaki
digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva. utang, modal, dan biaya.
Yang dimaksud dengan-harga perolehan
adalah harga pertukaran yang disetuiui oleh kedua belah pihak vang tersangkut
dalam transaksi. Harga perolehan ini harus terjadi dalam transaksi di antara
kedua belah pihak yang bebas. Harga pertukaran ini dapat terjadi pada seluruh
transaksi dengan pihak ekstern, baik yang menyangkut aktiva, utang, modal atau
transaksi lainnya. Biaya memiliki keunggulan yang penting dibandingkan
penilaian yang lainnya, yaitu dapat diandalkan.
- Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition
Principle)
Prinsip Pengakuan Pendapatan adalah
aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa
yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu. Dasar yang
digunakan untuk mengukur besamya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya
yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas.
Istilah pendapatan dalam prinsip ini merupakan istilah yang luas, di mana di
dalam pendapatan termasuk pendapatan sewa, laba penjualan aktiva dan lain-lain.
Batasan umum yang biasanya digunakan adalah semua perubahan dalam jumlah bersih
aktiva selain yang berasal dari pernilik perusahaan.
Biasanya pendapatan diakui pada saat
terjadinya penjualan barang atau jasa. Yaitu saat ada kepastian mengenai
besarnya pendapatan yang diukur dengan aktiva yang diterima. Tetapi ketentuan
umum ini tidak selalu dapat diterapkan, sehingga timbul beberapa ketentuan lain
untuk mengakui pendapatan. Pengecualian-pengecualian itu adalah pengakuan
pendapatan saat produksi selesai, selama masa produksi dan pada saat kas
diterima.
- Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Yang dimaksud prinsip mempertemukan
biaya adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya
tersebut Prinsip ini berguna untuk menentukan besamya penghasilan bersih setiap
periode. Karena biaya itu harus dipertemukan dengan pendapatannya, maka
pembebanan biaya sangat tergantung pada saat pengakuan pendapatan. Apabila
pengakuan suatu pendapatan ditunda, maka pembebanan biayanya juga akan ditunda
sampai saat diakuinya pendapatan.
Penerapan prinsip ini. juga
menghadapi beberapa kesulitan. Misalnya, dalam hal biaya-biaya yang tidak
mempunyai hubungan yang jelas dengan pendapatan, maka sulit untuk mempertemukan
biaya dengan pendapatannya. Contoh, biaya administrasi dan umum tidak dapat
dihubungkan dengan pendapatan perusahaan. Kesulitan seperti ini diatasi dengan
membebankan biaya-biaya tersebut ke periode terjadinya.
Biasanya biaya-biaya seperti itu
disebut period costs. Sebabnya, biaya produksi seperti biaya baban baku, upah
langsung dan biaya produksi tidak langsung, mempunyai hubungan yang jelas
dengan pendapatan, sehingga dapat dengan mudah dipertemukan.
Kesulitan yang lain seperti dalam hal biaya yang mempunvai manfaat untuk
beberapa periode. Biaya-biaya seperti ini ditunda pembebanannya karena
mernpunyai fungsi menimbulkan pendapatan. Masalahnya adalah alokasi setiap
periodenya. Dasar alokasi yang digunakan dalam metode-metode depresiasi dan
amortisasi hampir semuanya berdasarkan taksiran-taksiran yang tidak jelas
hubungannya dengan pendapatan.
Salah satu akibat dari prinsip ini
adalah digunakannya dasar waktu (accrual basis) dalam pembebanan biaya. Dalam
prakteknya digunakan jurnal-jurnal penyesuaian setiap akhir periode untuk
mempertemukan biaya dengan pendapatan.
- Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Agar laporan keuangan dapat
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode dan prosedur-prosedur
yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari
tahun ke tahun. Sehingga bila terdapat perbedaan antara suatu pos dalam dua
periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih akibat
penggunaan metode yang berbeda.
Konsistensi tidak dimaksudkan
sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan untuk mengadakan
perubahan metode yang dipakai. Tetapi jika ada penggantian metode, maka akibat
(selisih) yang cukup berarti (material) terhadap laba perusahaan harus
dijelaskan dalam laporan keuangan, tergantung dari sifat dan perlakuan terhadap
perubahan metode atau prinsip tersebut.
- Prisip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle)
Yang dimaksud dengan prinsip
pengungkapan lengkap adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan
keuangan. Karena infomasi yang disajikan itu merupakan ringkasan dari
transaksi-transaksi dalam satu periode dan juga saldo-saldo dari
rekening-rekening tertentu, tidaklah mungkin untuk memasukkan semua informasi-informasi
yang ke dalam laporan keuangan.
Biasanya keterangan tambahan atas informasi dalam laporan keuangan dibuat dalam
bentuk:
- Catatan kaki/footnote.
- Dalam laporan keuangan, biasanya dituliskan dalam
kurung di bawah elemen yang bersangkutan, atau dengan memakai
rekening-rekening tertentu.
- Berbagai lampiran.
Keterangan tambahan dengan menggunakan catatan kaki biasanya karena tidak
diinginkan untuk mengganggu laporan keuangan yang dibuat. Catatan kaki ini
digunakan untuk menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
- Prinsip akuntansi yang digunakan.
- Perubahan-perubahan, seperti perubahan dalam prinsip
akuntansi, taksiran-taksiran, kesatuan usaha, dan juga kalau ada
koreksi-koreksi kesalahan. Catatan kaki ini juga menunjukkan perlakuan
terhadap perubahan-perubahan tersebut, apakah dengan cara kumulatif,
retroaktif, dan lain-lain.
- Adanya kemungkinan timbulnya rugi atau laba bersyarat.
- Informasi tentang modal perusahaan, seperti jumlah
lembar saham dan lain-lain.
- Kontrak-kontrak pembelian, kontrak-kontrak penting
lainnya, adanya option atau warrant untuk saham dan lain-lain. Keterangan
tambahan yang dibuat sebagai lampiran laporan keuangan biasanya digunakan
untuk menunjukkan perhitungan-perhitungan detail yang mendukung suatu
jumlah tertentu, atau menunjukkan informasi-informasi keuangan berdasarkan
indeks harga (price level adjustment).
- Pengertian Laporan Keuangan
catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada suatu periode akuntansi yang
dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan
keuangan adalah bagian dari prosespelaporan keuangan.
- Isi Laporan Keuangan
Isi dari Laporan Keuangan adalah :
- Neraca
Neraca menginformasikan posisi
keuangan pada saat tertentu, yang tercermin pada jumlah harta yang dimiliki,
jumlah kewajiban, dan modal perusahaan.
Menurut harahap (2007:107)
mengemukakan bahwa:
“Laporan neraca atau daftar neraca
disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan
posisi aktiva, kewajiban, dan modal pada saat tertentu. Laporan ini disusun
setiap saat dan merupakan opname situasi keuangan pada saat itu.”
Dalam penyajiannya neraca dapat
dibagi dalam 3 bentuk, menurut Harahap (2002:75) bentuk neraca yang umum
digunakan adalah sebagai berikut:
- Bentuk Neraca Staffel (Refort Form)
Neraca ini dilaporkan satu halaman
bertikal. Disebelah atas dicantumkan total aktiva dan di bawahnya disajikan pos
kewajiban dan pos modal.
- Bentuk Neraca Skontro (Account Form)
Di sini aktiva disajikan di sebelah
kiri dan kewajiban serta modal ditempatkan di sebelah kanan sehingga
penyajiannya sebelah-menyebelah.
- Bentuk yang Menyajikan Posisi Keuangan (Financial
Position Form)
Dalam bentuk ini posisi keuangan
tidak dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumnya yang berpedoman pada persamaan
akuntansi. Dalam bentuk ini pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikurangi
utang lancar dan pengurangannya diketahui modal kerja. Modal kerja ditambah
aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang jangka panjang, maka
akan diperoleh model pemilik.
- Perhitungan laba rugi,
Laporan laba rugi merupakan laporan
mengenai pendapatan dan beban-beban suatu perusahaan selama periode tertentu.
Laporan laba rugi juga merupakan tujuan utama untuk mengukur tingkat keuntungan
dari perusahaan dalam suatu periode tertentu. Hasil akhir dari suatu
laporan laba rugi adalah keuntungan bersih atau kerugian. Kemudian bila
perusahaan tidak membagi deviden, maka seluruh hasil akhir tersebut menjadi
laba ditahan. Tetapi bila perusahaan membagi deviden, maka hasil akhir tersebut
terlebih dahulu dikurangi dengan deviden untuk memperoleh nilai laba ditahan.
- Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menginformasikan
perubahan dalam posisi keuangan sebagai akibat dari kegiatan usaha,
pembelanjaan, dan investasi selama periode yang bersangkutan. Menurut Harahap
(2002:93) mengemukakan bahwa:
“Laporan arus kas ini dinilai banyak
memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dan
likuiditas di masa yang akan datang. Laporan arus kas ini memberikan informasi
yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu perusahaan pada
suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada
kegiatan operasi, pembiayaan dan investasi.”
- Laporan Perubahan Ekuitas
Menurut Rivai, Veithzal dan Idroes
(2007:619) mengemukakan bahwa:
“Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yangmenggambarkan
perubahan
saldo akun ekuitas seperti modal disetor,tambahan modal disetor, laba yang
ditahan dan akun ekuitas lainnya.”
Laporan keuangan diharapkan
disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang mengungkapkan kenyataan-kenyataan
ekonomi mengenai eksistensi dan operasi perusahaan tersebut. Dalam menyusun
laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan kemungkinan bahaya penyimpangan
(bias), salah penafsiran dan ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya ini,
profesi akuntansi telah berupaya untuk mengembangkan suatu barang tubuh teori
ini. Setiap akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik
akuntansi dan pelaporan dari setiap perusahaan tertentu.
- Bentuk Neraca
- Staffel (Report Form). Bentuk staffel sering disebut dengan bentuk laporan,
yaitu menempatkan harta pada bagian atas neraca dan utang dengan modal di
bagian bawahnya.
- Scontro (T-Account Form).Bentuk skontro, artinya menyusun harta pada sisi kiri
dan utang pada sisi kanan atau sebelahmenyebelah
-
- Laporan laba/rugi
- Multiple Step.Penyusunan
laporan laba-rugi dalam bentuk ini disusun secara bertahap mulai dari
kelompok pendapatan dan beban usaha, pendapatan luar usaha
dan beban luar usaha. Sampai dengan kelompok pendapatan lain-lain dan
beban lain-lain. Bentuk multi step ini banyak digunakan di perusahaan
dagang atau perusahaan industri.
- Single Step.
Dalam bentuk single step semua jenis pendapatan (pendapatan usaha, dan pendapatan
luar usaha dan pendapatan lain-lain) disusun dan dijumlahkan dalam satu
kelompok. Kemudian disisihkan dengan jumlah semua jenis beban. Selisih
jumlah pendapatan dengan jumlah beban merupakan saldo (sisa) laba atau
saldo (sisa) rugi. Bentuk ini banyak digunakan dalam perusahaan jasa.
Sumber :